Feeds:
Pos
Komentar

Archive for Januari, 2012

Liburan ke Aceh ini nyaris ditunda terutama adanya isu keamanan di Banda Aceh yang memburuk akhir-akhir ini, selain isu malaria di p. Weh. Alhamdulillah dapat info yang menenangkan dari teman-teman di milis, bahwa situasi keamanan di Banda Aceh tidak separah yang diberitakan. Mengenai malaria sendiri, atas saran dokter kalau memang endemi malarianya tidak parah cukup menggunakan lotion anti nyamuk saja, karena obat-obatan anti malaria cukup keras efeknya bagi anak terutama levernya. Berbekal bismillah, akhirnya kami berangkat juga ke “Serambi Mekah” ini

Hari 1 : Jumat, 20 Januari 2012 –

Banda Aceh

Sekitar pukul 17.30 kami mendarat dengan mulus di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Bandaranya cukup bagus dan konon merupakan bandara yang paling bagus di pulau Sumatera. Ternyata bukan hanya bagus, dalamnya pun begitu bersih, dan yang membuat saya bertambah kagum pas masuk toiletnya benar-benar bersih dan wangi, kebalikan sama toiletnya bandara Sukarno Hatta Jakarta. Satu lagi kelebihan bandara ini, di bagian imigrasinya lajur untuk orang indonesia lebih banyak dibanding untuk foreigner.. Gitu dong dimana-mana rakyat sendiri dulu yang diutamakan. 
 
Bandara International Sultan Iskandar Muda
Sesampai diluar ruang kedatangan langsung saja kami berjumpa dengan penjemput dari hotel Lading. Kami langsung menuju ke hotel. Kami memilih hotel Lading ini dengan pertimbangan hanya 5 menit menuju masjid Baiturahman yang merupakan salah satu kebanggaan rakyat Aceh. Ternyata agak mengecewakan melihat kamarnya karena nyamuknya cukup banyak .. Untung udah bawa persenjataan untuk melawan nyamuk seperti lotion dan pad anti nyamuk yang ditempel di baju. Tapi kalau soal lokasi, memang dekat banget sama masjid Baiturahman.
 
Hotel Lading
Begitu waktu magrib tiba, kami menuju ke masjid Baiturahman dengan berjalan kaki. Sesampai disana kamipun menunaikan shalat magrib. Terasa sejuk berada didalam masjid ini. Setelah shalat kami beristirahat sejenak sambil mendengarkan ceramah/khutbah yang dilakukan untuk menunggu shalat Isya.
 
Masjid Raya Baiturahman
Acara berikutnya kami foto-foto dihalaman masjid raya. Setelah beberapa lama anak-anak mulai tampak lelah, akhirnya pak boss sudahi acara foto-fotonya dan kami pun makan malam di warung padang yang ada didekat hotel. Rencana ngopi batal dulu karena isu keamanan di aceh sehingga rasanya kurang nyaman meningalkan anak-anak di kamar hotelnya. Alhasil kita beristirahat saja malam itu.
Hari 2 : Sabtu, 21 Januari 2012 – Pulau Weh
 
Pagi hari pak boss langsung menuju ke masjid raya untuk foto masjid di pagi hari. Sayang ternyata waktu subuh di Aceh langitnya masih gelap banget, pak boss pun menunggu hingga langit agak terang. Namun, ternyata begitu langit mulai terang lampu-lampu masjid satu persatu mulai dimatikan ..namanya juga hemat listrik . Alhasil pak fotografer kecewa karena objek foto jadi gelap.
Masjid Baiturahman di pagi hari
 
Jam 8.30 an kami pergi makan pagi. Makanan yang disajikan hotel menurut kami cukup unik. Namanya nasi gurih. Mirip nasi uduk cuman pake rendang yang rasanya agak manis. Setelah makan, kami pun check out. Kami putuskan tidak jadi menginap di hotel ini setelah balik dari pulau Weh.. Abis nyamuknya banyak banget.
 
Nasi Gurih Aceh
Kami pun naik taxi menuju pelabuhan Ulee lheue. Taksinya nggak pakai argo, jadi sistem tawar menawar.. Ongkos taksi sekitar Rp 40ribu dari hotel Lading ke pelabuhan. Sesampai di pelabuhan, ternyata ferry cepat Pulo Rondo tidak beroperasi karena dalam perbaikan, yang ada untuk kapal cepat hanya Kapal ekspress Bahari.
 
Jadwal Kapal Ekspress Bahari

Kami mengikuti saran dari petugas piket untuk membeli tiket kelas Vip seharga Rp 85ribu karena menurut petugas hari sabtu biasanya ramai kasihan nanti anak-anak tidak merasa nyaman. Setelah naik kapal, berhubung kami yang pertama kali masuk ruangan, petugas mengatakan bahwa kursi barisan pertama direserved untuk rombongan pejabat. Ok lah kami pun duduk pada barisan ketiga. Tapi setelah rombongan yang dimaksud datang.. Please deh ternyata cuman rombongan istri pejabat .. Weleh weleh hari gini masih ada kayak gitu…kirain pejabat gak taunya cuman istri pejabat. Yang bikin sebel ternyata mereka itu ketawa ketiwi ributnya minta ampun tanpa mengindahkan penumpang lain..Huuhh kalo kayak gitu kan mestinya mereka reserved satu ruangan aja..bebas deh mau teriak/nyanyi sekeras apapun bisaSatu hal lagi yang bikin kesel.. Harusnya di kelas Vip paketnya dapat makanan berupa snack, makanya saya gak siapin makanan untuk anak-anak di boat, tapi setelah beberapa lama kok snack belum dikasih juga, setelah ditanyakan ke petugas katanya kotak snacknya tehalang tas-tas penumpang. Jadi gak bisa diambil. Alasan yang gak mutu banget.. Apes banget udah bayar lebih mahal, ruangan bising n gak dapat snack.

 
Interior ruang Vip Kapal Espress Bahari
Setiba kami di pelabuhan Balohan pulau Weh, banyak supir-supir yang menawarkan jasa mengantar keliling pulau. Ada satu orang supir yang mengikuti kami dan menawarkan jasa mengantar kami keliling pulau tapi begitu sampai diluar kami lihat mobilnya sejenis sedan kami pun menolak si bapak tersebut karena kami membutuhkan mobil sejenis MPV. Tak lama datang supir yang mobilnya Kijang non-ac yang mendatangi kami, setelah tawar menawar disepakati harga sewa yaitu Rp 300ribu sudah termasuk bensin. Dalam perjalanan pak supir cerita kalo nanti dia harus bayar Rp 50ribu ke supir sedan tadi.. hhmmm lucu padahal pak sopir sedan belum ada deal sama kami.. Tapi begitulah konon kebiasaan disana. So pelajaran buat yang mau ke pulau weh, langsung bilang ke supir yang menawarakan jasa apa syarat kondisi mobil yang kita mau seperti sedan/MPV, ac/non ac. Tenang aja banyak supir-supir yang menawarkan jasanya kok.
 
Kijang non ac yang kami sewa
Tujuan pertama perjalanan kami adalah ke Tugu km 0. Ternyata jauh juga lokasinya dari pelabuhan. Perjalanan cukup nyaman karena jalan-jalan di pulau ini cukup bagus dan mulus, dan kami pun disuguhi pemandangan alam yang indah.
 
 
Pemandangan selama ke Tugu Km 0
Sesampai di gerbang masuk Km 0, ada pemuda memberikan karcis masuk dan meminta kami membayar Rp10ribu. Padahal dikarcis tertera Rp5ribu, so lebih baik kalo kita udah siap dengan uang kecil. dan lagi kata pak sopir biasanya untuk parkir-parkir kita juga perlu bayar Rp 1ribu.
 
Tugu km 0 yang merupakan objek wisata di Pulau Weh ternyata kondisinya sungguh mengecewakan, tidak terawat. Air bersih pun belum sampai ke tempat ini. Dari cerita pak supir konon tugu ini hanya dibersihkan kalo ada pejabat datang.. Sayang banget ya padahal tugu ini kan harusnya bisa menjadi kebanggaan kita orang Indonesia.
 
Tugu Km 0
Pukul 12:30 kami menuju pantai Iboih. Pantai ini cukup terkenal dikalangan divers. Kali ini kami hanya menikmati pemandangan pantainya, walau memang ada yang menawarkan untuk naik boat kaca, namun karena hari itu sangat panas tentu saja lebih baik berteduh di warung-warung yang bertebaran di dekat pantai . Pantai Iboih ini sangat cantik, pasirnya putih dan butirannya halus, airnya memang jernih banget. Anak-anak sangat menikmati pantai ini walau hanya bermain pasir .
 
Pantai Iboih
 
Perjalanan berikutnya menuju Pantai Gapang. Wilayah disekitar pantainyanya lebih tertata, dimana ada gapura sebelum masuk wilayah ini dan beberapa penginapan, salah satunya Lumba-lumba diving. Pantainya sendiri menurut kami lebih cantik Iboih, di Gapang ini pasirnya tidak seputih Iboih. Karena hari makin panas dan sudah lelah maka kami hanya sebentar saja menikmati pantai ini
 
Pantai Gapang
Sebelum menuju ke penginapan, kami meuju kota Sabang untuk makan siang. Ternyata banyak warung makan yang tutup. Memang bagi penduduk kota Sabang, jam 1 siang sampai jam 5 sore adalah waktunya beristirahat tidur siang. Walah mana anak-anak sudah lapar . Setelah muter-muter kota akhirnya ketemu juga warung makan Padang yang tetap buka.. hihihi dari kemaren kok makannya ala Padang terus ya .
 
Kota Sabang kala waktu tidur
Setelah makan kami langsung menuju penginapan. Kami menginap di Guest House Pantai Kasih. Bisa dilihat di websitenya http://www.pantaikasih.com . Kalau bagi kami penginapannya rekomended, kamarnya cukup bersih, ada pemanas air, aircon, dan staff yang ramah . Kami pun beristirahat di kamar, sedang pakboss langsung foto-foto pantai Kasih yang terletak persis disamping penginapan.
 
Guest House Pantai Kasih
 
 
Sehabis maghrib baru kami keluar hotel. Pertama, mampir ke toko kaos khas aceh Mr. Piyoh di jl. Cut mutia no.11 (www.piyoh.blogspot.com). Banyak kaos-kaos dengan gambar dan kata-kata yang menarik. Dari cerita pak supir kaos ini dibuatnya di Bandung..pantesan gayanya Bandung sekali . Selain kaos tersedia juga fridge magnet, pin, sticker dan patung boneka Aceh. Di toko ini juga ada jasa pembuatan sertifikat “sudah ke km 0”, harga cetaknya Rp 20rb. Harga kaosnya sendiri sekitar Rp 55-85ribu
 
Toko Kaos Mr. Piyoh
 
Setelah itu kami makan malam masakan khas Aceh yaitu Mie Jalak di jl.Perdagangan. Mienya seperti mie rebus telur ditambahkan toge dan tebaran potongan daging, plus sambal cabe rawit. Harga sekitar Rp12ribu perpiring. Cukup ramai orang yang makan ditempat ini.
 
Mie Jalak
 
Hari ke 3 : Senin, 21 Januari 2012 – Kembali ke Banda Aceh
 
Rencana pulang naik kapal pagi ke Banda Aceh kami tunda. Hal ini karena sewaktu di toko kaos Mr. Piyoh, kami baru tahu kalau puncaknya tugu km 0 ada gurung garuda. Sayang dong.. udah jauh-jauh tapi nggak melihat utuh tugu ini.
 
Setelah makan pagi dengan nasi gurih di hotel, kami pun check out. Objek yang kami datangi pertama adalah Tugu Kembar yang ada diseberang kantor walikota Sabang. Dikatakan Tugu kembar karena memang tugu ini ada dua, satu di Sabang, kembarannya ada di Merauke. Sayang lagi-lagi tidak terawat, bahkan terlihat bekas tempelan iklan di tugunya .
 
Tugu kembar
 
Selanjutnya kami menuju ke tugu km 0 lagi. Mungkin karena masih pagi, belum ada petugas karcis di gerbang masuknya. Sesampai disana benar saja ternyata ada burung garuda di puncak tugu ini, agar mendapat gambar burung ini kita harus mengambil foto dari arah berlawanan laut. namun sayang tugunya sebagian besar tertutup pohon, pantas saja kemarin kami tidak melihat burung garudanya .
Tugu km 0
Selepas foto tugu dengan puncaknya kami menuju pantai Iboih dengan harapan langitnya masih biru, baru akhirnya kami menuju pelabuhan Balohan. Kali ini kami naik kapal lambat/Ferry. Hanya ada 2 kelas yang tersedia yaitu kelas ekonomi (non ac) dan kelas eksekutif (ac). Kami beli tiket eksekutif untuk dewasa Rp 35ribu dan anak-anak Rp 25ribu. Kapal ferry ini cukup besar, hingga memuat beberapa mobil di dalamnya. Yang agak merepotkan karena kami membawa 2 buah koper sedangkan untuk ke ruang penumpang harus menggunakan tangga.. hihihi hitung-hitung pakboss latihan angkat bebanPerjalanan menuju ke Sabang sekitar 1,5 jam, lamanya perjalanan ini berbuah si kecil mendapat teman baru.. senangnya melihat dia sharing mainan ultramannya bersama teman barunya. Selama perjalanan kami disuguhi pemandangan yang cantik.
 
Pemandangan dari Sabang ke Banda Aceh
 
Tiba di pelabuhan Ulee lheue, ternyata cukup sulit mencari kendaraan untuk disewa, hal ini karena hanya taxi sedan dan labi-labi (kendaraan sejenis angkot) yang boleh memasuki pelabuhan. Karena kita rencananya langsung city tour, maka kita memerlukan kendaraan MPV buat disewa bukan mobil sedan. Pengemudi taxi maupun labi-labi terus memaksa kami menggunakan jasa mereka. bahkan mereka sempat memanggil polisi karena tahu kita akan menggunakan jasa kendaraan sewa berplat hitam (taxi gelap istilah mereka). Tapi pak polisinya sih bilang terserah penumpang maunya yang mana..terus terang agak kesal juga lihat tingkah laku supir-supir tersebut yang sangat “maksa” . Mungkin agar tidak terjadi keributan supir yang berjanji mengantarkan kendaraan MTV tidak jadi membawa kendaraannya, alhasil kami akhirnya menuju hotel dengan taksi yang juga dia miliki. Ggrrr.. gara-gara preman tadi jadi rusak schedule liburan kami .
 
Sebelum ke hotel kami minta pak supir menuju ke toko Mr. Piyoh di sekitar Ulee Kareng. Sayang waktu itu stocknya kurang banyak dan harga lebih mahal dibanding tokonya di kota Sabang. Setelah berbelanja, ternyata disebelahnya ada warung kopi “Solong” yang terkenal.. ya sudah langsung aja kami masuki dan minum kopi “Solong” …slurrppp nikmat.. .
Kopi Solong ini rasanya betul-betul nikmat, lebih sedap daripada kopi lain yang pernah kami coba. Karena enaknya, kami sampai membeli bubuk kopinya… namun kok sampai di rumah kami buat sendiri, rasanya lain ya gak seenak di warung kopinya .
Kopi Solong
 
Kali ini kami menginap di hotel Hermes Palace, ternyata lagi ada promo discount 20% untuk weekend jadinya harga kamar weekend justru lebih murah dibanding weekday. Diskon 15% untuk extra bed, tambahan makan. Alhamdulillah rejeki kami. Untuk taxi dari pelabuhan tadi hingga ke hotel kami bayar Rp 70ribu.
Hotel Hermes Palace
 
Setelah beristirahat di hotel, anak-anak langsung nagih janji berenang. Alhasil mereka berenang hingga magrib. Berhubung hotelnya kami rasa aman, maka setelah anak-anak selesai makan, kami pamit keluar untuk makan malam mie Razali yang ada di jalan Pangima Polem. Kami pergi dengan becak, untuk pp kami bayar Rp 50ribu. saya pesan Mie Razali rebus kepiting (Rp 25ribu), pakboss mie rebus campur (Rp50ribu). Rasanya maknyuss.
 
Mie Razali
 
Hari ke 4 : Selasa, 22 Januari 2012 – Last day
 
Hari ini rencananya kami full melakukan city tour. Perjalanan dimulai dengan mendatangi museum Tsunami. Rupanya hari ini hari libur nasional (Hari Imlek) sehingga museum pun tutup. Namun petugas masih membolehkan pengunjung untuk masuk ke halaman museum. Melihat museum ini cukup terharu juga karena terbayang banyak sekali negara-negara yang membantu Aceh waktu itu.. merinding membayangkan rasa kemanusiaan yang dimiliki relawan-relawan tsb .. semoga Allah swt membalas budi baik mereka .
Kalau dari cerita pak supir yang sekaligus merangkap guide, di dalam museum ini terdapat dokumentasi foto korban tsunami, contoh benda-benda yang rusak seperti mobil yang gepeng, serta ada pemutaran film. Gedung museumnya sendiri sangat unik, seakan ingin menggambarkan gulungan-gulungan ombak dilihat dari banyaknya lengkungan pada gedung ini.
 
Batu-batu bundar ini masing-masing tertuliskan nama negara yang membantu pasca Tsunami
 
Perjalanan berikutnya adalah ke kapal PLTD Apung. Kapal besar seberat 2600 ton, yang terbawa ombak hingga 4 km dari pantai. Sayang lagi ada renovasi jadi kami tidak bisa masuk dan hanya bisa melihat dari kejauhan kapal ini. Diluar pelataran kapal PLTD ini ada bangunan yang berisi foto-foto pasca Tsunami. Dapat dilihat salah satu bukti kekuasaan Allah swt adalah selamatnya bangunan-bangunan masjid dari musibah ini.
Dokumentasi Tsunami Aceh
 
Tempat ketiga yang kami kunjungi adalah pesawat Seulawah di Lapangan Blang Padang. Ini merupakan pesawat pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia. Konon pesawat ini dibeli dari uang sumbangan rakyat Aceh dan kemudian diberi nama Dakota RI-001 Seulawah. Seulawah sendiri berarti Gunung Emas. Di areal lokasi yang sama kita bisa melihat juga monumen tsunami.
Pesawat pertama RI
 
Berikutnya kami pergi ke Taman Putroe Phang sekaligus melihat Gunongan. Yang merupakan taman istana istri Sultan Iskandar Muda asal Pahang yang bernama Putroe Phang ini. Tamannya cukup bersih. Tak berlama-lama disini kami lanjut ke Museum Aceh yang didekatnya terdapat lonceng Cakra Donya yang merupakan hadiah dari Raja Cina untuk Sultan Aceh.
 
Taman Putroe Phang 
Museum Aceh
Berhubung hari semakin panas maka kami pun memutuskan beristirahat sambil makan siang “Ayam Tangkap” di RM Khas Aceh Rayeuk 1. Harga Ayam Tangkap seporsi Rp 60ribu. Bagi saya lebih pas disebut “Ayam ngumpet” karena kita harus mencari potongan ayamnya didalam timbunan daun bumbu .
 
Ayam Tangkap
 
Setelah makan kami kembali ke hotel check out. Tak lama kemudian kami lanjutkan kembali city tour-nya. Tujuan berikutnya perahu diatas rumah, rupanya Pemda Aceh berusaha menjadikan bukti-bukti tsunami ini sebagai objek wisata, terlihat dari semua bekas tsunami ini sekarang dijaga dan dirawat dengan baik.
 
Perahu diatas rumah penduduk
 
Kemudian kami ke Pasar Aceh. Menurut info yang saya dapat untuk mencari suvenir Aceh ada di pasar ini. Namun setelah saya masuk kok seperti shopping centre biasa. Setelah kita tanyakan pak supir ternyata untuk toko suvenir banyaknya di sekitar jalan Muhammad Jam.
 
Terakhir, sebelum menuju ke bandara kami beristirahat di warung Kopi Chek Yukee. Kalau menurut selera kami rasanya lebih nikmat Kopi Solong..tapi ini soal selera kan .
Warung Kopi Chek Yukee
Akhirnya selesai sudah acara city tournya, kami pun menuju Bandara. Untuk supir yang mengantar kami hari ini biaya yang dikenakan sekitar Rp 400ribu termasuk bensin, mobilnya kijang ber-ac.
 
Walau hanya 4 hari di negeri Serambi Mekah ini, ada hal yang membuat saya kagum yaitu orang-orang Aceh percaya dan tidak merasa curiga terhadap orang lain. Contohnya waktu kami membeli kaos di toko Mr. Piyoh penjualnya bahkan membolehkan untuk membayar kaos yang kami beli dengan transfer atm. Begitu juga tukang becak yang mengantar kami ke mie Razali, menunggu kami dengan sabar tanpa takut kami kabur karena belum membayar becak . Semoga ini hikmah dari bencana tsunami yang menimpa mereka, yang menjadikan mereka lebih ikhlas dan sabar .
 
 

Read Full Post »

Rencananya saya sekeluarga mau ke Aceh minggu ini, tapi bingung baca berita kondisi Aceh akhir-akhir ini contohnya baca di http://atjehpost.com/read/2012/01/16/775/15/5/Paguyuban-Jawa-Aceh-Surati-Presiden. Saya telepon hotel yang sudah saya booking di Banda Aceh katanya so far aman-aman aja. Tanya ke milis juga katanya masih oke aja. Tapi kalau baca dan lihat foto-foto di berita online kok menegangkan yah.
Please infonya buat yang tahu kondisi di Aceh terutama Banda Aceh?

Read Full Post »


Tanggal 20 : KL – Banda Aceh

Penerbangan KL-Banda Aceh pukul 16.50-17.15
Check in Hotel Lading Aceh (5 menit ke Masjid Baiturahman)
Foto Masjid Raya Baiturahman
Ngopi di Chek Yukee
Tanggal 21 : Banda Aceh – Sabang
Menuju pelabuhan Ulee-Lheue untuk ke pelabuhan Balohan, Sabang.
Pilihannya untuk kapal cepat (45 – 60menit) :
  • Kapal Pulo Rondo : 9.30. kalau pas weekend sebaiknya datang pagi atau telepon aja ke kantor KM. Pulau Rondo. Telp (0651)7409194
  • Kapal ekspress Bahari : 10.00 dan 15.00/16.00 (tidak perlu booking hanya perlu datang 1 jam sebelumnya)
Objek wisata :
  • Tugu 0 km, Pantai Iboih, Pantai Gapang, Pantai Kasih, Kota sabang
Tanggal 22 : Sabang – Banda Aceh
Balik dari Balohan ke Ulee Lheue Banda Aceh , naik kapal ekspress :
Kapal Pulo Rondo : 15.00/16.00
Kapal Bahari : 08.00/08.30
City Tour banda Aceh 1
Objek wisata banda Aceh :
  • Aceh Museum
  • Landmark Tsunami : Museum Tsunami, PLTD Apung dan Kapal di atas rumah di Peunayong
  • Gunongan – Taman Putroe Phang
  • Rumah Cut Nyak Dhien
  • Pantai Lampuu’ dan Pantai Lhonga
Tanggal 23 : Banda Aceh – KL
City Tour Banda Aceh 2
Kembali ke KL (Pesawat 17.45-20.20)
Catatan
  Kuliner :
Mie Aceh Rojali – berada di jalan Panglima Polim
Ayam Tangkap
Kopi aceh “SOLONG”
Kopi Chek Yukee

Bakpia Sabang

Suvenir/Oleh-oleh
Pasar Aceh, Aceh Shopping Centre
Kaos : Mr. Piyoh, Jl T. Iskandar No. 20, Ulee kareng, Banda Aceh (sebelah Solong Kopi); Jl. Cut Mutia No. 11 Kota Atas, Sabang
Link :

Read Full Post »